Senin, 03 Agustus 2009

Syekh Siti Jenar Menyatu dengan Dzat (Ajal) 37

Syekh Siti Jenar Menyatu dengan Dzat (Ajal) 37

“Namun sebelumnya saya ingin tahu dulu.”

“Tentang apa?”

“Apakah Syekh Siti Jenar juga seorang wali seperti anda?”

“Bukan! Dia hanyalah sosok yang tidak jelas asal usulnya. Juga ilmu yang didalaminya entah dari mana sumbernya.”

“Tapi bukankah dia juga seorang ulama yang memiliki ilmu tinggi?”

“Mungkin saja, Ki Demang. Tetapi dia bukan wali seperti saya dan yang lainnya. Selain asal usulnya tidak jelas, dia juga mempelajari ajaran Islamnnya entah dari mana?”

“Berkaitan dengan itulah yang kini meresahkan dikalangan rakyat negeri Demak Bintoro, Kanjeng.”

“Maksud, Ki Demang?” Sunan Giri menatap tajam wajah Demang Bintoro, dahinya dikerutkan. “Apakah Syekh Siti Jenar membuat ulah?”

“Kemungkinan besar itulah yang sedang terjadi, Kanjeng.”

“Tolong jelaskan, Ki Demang! Apa yang terjadi?”

“Syekh Siti jenar telah menyebarkan ajaran sesat, Kanjeng.”

“Ajaran sesat?” Sunan Giri terperanjat.

“Benar,”

“Maksud Ki Demang ajaran sesat seperti apa?”

“Kehidupan ini adalah kematian…kematian adalah keabadian….”

“Lalu?”

“Lantas mereka banyak yang melakukan bunuh diri. Karena punya anggapan bahwa kehidupan ini adalah penderitaan. Buktinya mereka banyak yang miskin dan menjadi gelandangan. Sedangkan kematian itu adalah indah dan menyenangkan.” Demang Bintoro menghela napas, “Mereka punya anggapan dengan jalan kematian bisa terlepas dari semua penderitaan dan kesengsaraan…”

“Celaka!” Sunan Giri menepuk keningnya.

“Sehingga banyak yang berteriak-teriak seperti orang gila mencari kematian dan keindahan abadi yang diharapkannya. Lalu bunuh diri…” tambah Demang Bintoro. “Saya pun datang ke mesjid Demak dari kademangan tidak lain hanya ingin menyampaikan kabar ini kepada para wali.”

“Ini merupakan hal yang sangat serius yang bisa mengancam ketentraman dan keamanan negeri Demak Bintoro.” Sunan Giri bangkit dari duduknya, lalu matanya menatap para wali lain yang sedang melakukan wirid. Dipanggilnnya mereka untuk berundingsejenak. “Jangan dulu pulang Ki Demang, andika harus menyampaikan kejadian ini pada para wali.”

Bersambung……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar