Senin, 03 Agustus 2009

Syekh Siti Jenar Menyatu dengan Dzat (Ajal) 50

Syekh Siti Jenar Menyatu dengan Dzat (Ajal) 50

“Bagus.”

“Serbuuuuuuu!!!!” tiba-tiba terdengar teriakan di halaman kademangan, dibarengi suara benturan senjata.

“Ada apa diluar sana?” Ki Demang Bintora tersentak kaget, belum juga mulutnya terkatup sudah diusik oleh suara yang menganggetkan.

“Sepertinya ada peretempuran, Ki Demang?” Ki Sakawarki bangkitdari duduknya seraya menghunus keris, begitu juga para santrinya.

“Ke….” belum juga Ki Demang melanjutkan perkataannya, dengan tergesa masuklah seorang prajurit penjaga. Langsung merunduk di hadapan Ki Demang seraya menghaturkan sembah.

“Mohon ampun, Ki Demang.”

“Apa yang terjadi diluar sana?”

“Celaka, Ki Demang. Kademangn kita telah diserbu para murid Syekh Siti Jenar….”

“Murid Siti Jenar?” Ki Sakawarki tercengang.

“Itulah yang mereka sebut-sebut ketika melakukan penyerangan di luar sana.” terang prajurit.

“Berarti itu bukan hanya dugaan, Ki Sakawarki. Tetapi benar yang kita simpulkan tadi. Mau tidak mau sekarang juga harus bertindak dan mengadakan perlawanan.” Ki Demang segera memasuki kamarnya, seraya kembali menghunus pedang dan mengenakan pakaian perang. “Seluruh prajurit harus berperang dan menumpas antek-antek Syekh Siti Jenar. Jangan segan-segan untuk bertindak tegas!” selanjutnya keluar dari ruangan, diikuti Ki Sakawarki beserta para santrinya dan pasukan prajurit.

Bersambung………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar